Drama Remember - War of The Son ini adalah drama pengganti The village: Achiara's Secret. Tayang setiap rabu dan kamis. Awalnya sih ragu buat bikin sinopsisnya. Tapi udah liat episode 1. Daebak. Mengaduk-aduk perasaan. Semoga ratingnya bagus dan happy ending.
= = = = =
SINOPSIS REMEMBER - WAR OF THE SON EPISODE 1
Seorang tahanan dibawa oleh dua orang petugas ke sebuah ruangan. Jalannya tertatih-tatih seakan tak rela pergi ke sana. Dialah Seo Jae Hyuk. Terdapat satu tali dan 1 kursi di sana. Yup ruang eksekusi.
Petugas mendudukkannya di kursi. Mengambil penutup kepala dan meraih tali yang tergantung. Ji Hyuk terlihat ketakutan. Tiba-tiba dia melihat anaknya, Jin Woo duduk di luar ruangan, dibalik kaca. Ji Hyuk berteriak meminta Jin Woo menolongnya dengan memberitahu petugas yang juga melihat eksekusi, kalau dirinya tak bersalah.
Jin Woo kalut melihat ayahnya. Dia berlutut dan memohon kepada para petinggi keadilan untuk membebaskan ayahnya. Tetapi tentu saja tak ada hasil.
Eksekusi tetap berjalan. Jin Woo histeris, menangis sambil memanggil-manggil ayahnya.
Jin Woo terbangun sambil menyebut ayahnya. Ternyata kejadian tadi hanyalah mimpi. Dia menghela nafas. Memandang kalender di meja kerjanya. 9 desember 2015.
Ji Hyuk keluar menuju ruang besuk untuk menemui pengacaranya. Dia menyapa pengacaranya.
"Jika ini bukan pertemuan pertama kita, aku minta maaf" katanya.
Seo Ji Hyuk ini menderita hilang ingatan, semacam pikun atau Alzhemeir. Jadi dia tidak mengingat beberapa hal dalam hidupnya. Penyakit ini juga semakin hari semakin parah.
Pengacaranya ini ternyata anaknya sendiri. Seo Jin Woo. Namun, Ji Hyuk sama sekali tak mengenalinya. Bahkan dia tak ingat berapa kali mereka bertemu, atau apa yang pernah dikatakannya.
Salut dengan Jin Woo yang tetap tegar meski ayahnya sendiri tak mengenalinya. Bahkan sang ayah tak ingat dengan kasus nya sendiri. Dia hanya ingat dia dipenjara selama 4 tahun. Dia ke sana dalam rangka pengajuan banding yang sudah dibuka kembali setelah kasus Ji Hyuk berlangsung 4 tahun.
"Jika Anda pengacara saya, saya yakin Anda sudah tahu tentang penyakit lupa saya" kata Ji Hyuk. Jin Woo mengiyakan. Dia mengeluarkan dokumen yang sudah disiapkannya untuk banding mereka besok.
"Yang mengingatkan tentang hidup, bukanlah uang atau nama. Itu adalah ingatan. Tetapi bagiku, ingatan itu sudah berakhir. Orang-orang disini berkata kalau saya adalah orang yang mengerikan. Katanya saya membunuh mahasiswi muda berumur 20 tahun. Tetapi saya tak punya ingatan sedikitpun tentang hal itu. " kata Ji Hyuk. Dia juga berkata pada Jin Woo kalau dia tak mau mengajukan banding.
Jin Woo tak terlihat kaget mendengarnya. Dia bertanya apakah Ji Hyuk khawatir karena dia terlihat muda dan tak berpengalaman? Ji Hyuk diam saja tertunduk. Jin Woo meminta Ji Hyuk untuk mengatakan dengan jujur alasannya. Karena dia yakin mereka pasti menang.
Ji Hyuk akhirnya berkata kalau dia yakin Jin Woo pasti berhasil. "tapi, meskipun aku tak mengingatnya, aku akan menerima hukuman dari membunuh orang. Aku akan di sini dan merenungi perbuatanku"
Jin Woo hanya menghela nafas. Ji Hyuk bertanya kalau Jin Woo tak terlihat kaget mendengarnya. Dia kemudian bertanya berapa kali mereka membicarakan hal ini? Sepertinya dia memang tak ingat.
"Aku tak mau banding, 7 kali. Aku hanya akan menerima hukuman, 9 kali. Kau pasti bisa berhasil meski aku tak mengenalmu, 10 kali" kata Jin Woo.
Ji Hyuk tertawa mendengar Jin Woo mengingat detail sampai ke hitungannya. Jin Woo ikut tertawa dan berkata kalau dia mempunyai ingatan yang bagus.
Jin Woo menutup file nya dan mulai berkata. "Besok, meski kita membicarakan hal ini lagi, kau tak bersalah. Kau dipenjara dan berada di sini selama 4 tahun. Jangan berkata sesuatu seperti kau tak mau banding, kau mau menyerah. Itu tak bertanggungjawab. Meski kau tak bisa ingat, ingatlah. Aku menjadi pengacaramu bukan hanya untuk membuktikan kau tak bersalah. Ada seseorang di luar sana yang harusnya dipenjara. Aku akan membuatnya menerima hukuman. Sebagai pengacaramu, aku akan mengeluarkanmu."
Dia akhirnya mendapat perhatian dari Ji Hyuk. Jin Woo meminta Ji Hyuk untuk jangan menyerah. Tiba-tiba sekelebat bayangan seorang anak muncul di ingatan Ji Hyuk. "Pengacara.. mungkin.. mungkinkah aku punya anak laki-laki?" tanyanya gagap.
Jin Woo memandangnya hampir menangis. Dengan sedikit gemetar dia meminta Ji Hyuk mengingatnya. Mungkin anak itu ada di dekatmu. Ji Hyuk menangis mendengarnya.
Jin Woo keluar dari penjara. Dia memandang penjara di belakangnya dan meminta ayahnya untuk menunggunya mengeluarkannya dari penjara.
4 tahun sebelumnya,
Seo Ji Hyuk sedang menyetrika ketika Jin Woo masuk. Di meja kecil, sudah tertata rapi makanan. Jin Woo memuji makanan buatan ayahnya. Bahkan menyuapi ayahnya agar mencoba sendiri. Keliatan banget kalau mereka saling menyayangi. heuheu..
Ayahnya bertanya apa Jin Woo sudah mempersiapkan diri untuk tampil di TV hari ini? Jin Woo menjawab enteng kalau dia hanya perlu menjawab seperti yang diingatnya. Tak perlu persiapan. Jin Woo memuji kimchi ayahnya dan berjanji setelah tampil di TV dia akan membuat kimchi stew yang enak.
Ayahnya pun berjanji akan pulang cepat dari kerjanya.
Ada tamu datang. Seorang anak perempuan seusia Jin Woo dan ayahnya. Boon Hyuk dan Jung Ah. Jin Woo keluar menemui mereka. Ayah Jung Ah memuji Jin Woo yang tumbuh menjadi lelaki dewasa. Jin Woo membalas kalau dia memang lelaki, bukan gadis. Seo Ji Hyuk keluar, ayah Jung Ah mengangsurkan labu ke padanya.
Ji Hyuk memintanya untuk tak selalu membawakan barang bagi mereka. Tapi Jin Woo berkata kalau mereka mengukusny akan enak jika dimakan dengan kimchi. Ji Hyuk bertanya apa Boon Hyuk akan mendaki gunung lagi. Tapi Bon Hyuk berkata kalau Jung Ah melarangnya karena sudah tua. Mereka pun tertawa bersama.
Di sebuah tempat, seorang pria dengan tato di punggungnya mandi sambil bernyanyi. Dia lah Park Dong Ho. Seorang wanita turun dari tempat tidur dan memeluknya dari belakang. Dong Ha menawari wanita itu jas miliknya. hihi. alasan bagus untuk melepaskan diri.
Dong Ha sudah selesai berpakaian. Wanita itu terus mengikutinya dan menagih janji Dong Ha untuk menemaninya hari ini. Tapi Dong Ha mengelak pernah berjanji begitu. Dia berkata kalau hari ini ada sidang.
Si wanita tak percaya dengan hal itu. Menurutnya mana ada jaksa bertato naga di punggungnya. Dong Ha hanya tertawa. Menyisipkan kartu namanya di saku kemeja si wanita. SI wanita membacanya. Pengacara Park Dong Ho. Dong Ha berkata kalau wanita itu bisa memanggilnya kalau butuh pengacara. Dia mengambil kacamata hitamnya dan mengangkat teleponnya. Dia meminta orang itu untuk menunggu.
Dong Ha keluar setelah sebelumnya meminta pacar semalamnya bergegas pergi dari rumahnya.
Di tahanan, Dong Ha menemui kliennya. Dia berkata kalau dia mendengar si klien ini berkelahi di bar. Tetapi kliennya ini menjawab kalau itu bukan perkelahian."Saat itu aku sedang minum. Pria di meja itu tertawa-tawa keras. Aku hanya memegang kepalanya pelan, tetapi dia minta 300 juta won. Aku bahkan belum memukul wajahnya."
Dia tak percaya bagiamana bisa pria itu meminta ganti rugi 300jt. Klien Dong Ha ini sangat emosi hingga polisi menegurnya untuk tenang. Dong Ha berkata kalau hal itu tak penting. Yang penting adalah kenyataan bahwa pria itu anak dari Il Hyuk.
Entah siapa il Hyuk ini. Sepertinya orang kaya.. hmm
Dong Ha berkata kalau nantinya pria ini akan menjadi CEO di perusahaan keluarga mereka. Kliennya kaget mendengarnya. Dong Ha menegaskan kalau kliennya ini telah mengganggu seorang CEO. "menggunakan uang untuk penyelesaian tak akan berguna. Pria ini ingin memasukkanmu ke penjara" kata Dong Ha.
Kliennya terlihat frustasi."Di samping itu, pengacaranya adalah Tak Young Jin" kata Dong Ha. Tak Young Jin ini tak mempan oleh suap uang maupun wanita. Dia terkenal menjadi pengacara tegas. Bahkan pernah melempar uang suap yang akan diberikan padanya ke muka si penyuap. Jadi tak mungkin melobi mereka.
Klien Dong Ho semakin frustasi. Dia tak rela dipenjara hanya karena berteriak pada seorang CEO. Harga dirinya bisa hilang. Dong Ha menenangkan nya.
Dia berkata "Pengacara yang baik akan membuktikan ketidakbersalahan, benar kan?" Kliennya mengangguk." Pengacara besar, tak akan membawa kliennya ke sidang." dan mereka sependapat.
Di sebuah ruangan, sedang terjadi kesibukan. Sepertinya untuk pertemuan. Seo Ji Hyuk terlihat mengelap kursi. Dia menerima video call dari Jin Woo. Jin Woo sendiri berada di halte bus, bersiap ke stasiun TV. Ayahnya menyesal tak dapat menemani, tapi Jin Woo mengatakan tak apa-apa. Tak jauh dari Jin Woo berdiri, ada seorang gadis berdiri juga.
Ayahnya meminta Jin Woo memperlihatkan wajahnya lebih jelas. Setelah menoleh kiri kanan, Jin Woo pun menurutinya. Gadis tadi memandangnya heran.
Seorang Ahjumma menegur Ji Hyuk yang meninggalkan troli di luar. Jin Woo menyapanya dan ahjumma itu berkata kalaua yah Jin Woo melupakan beberapa hal hari ini. Telepon pun usai.
Jin Woo dan gadis tadi ternyata naik bis yang sama. Saat hendak turun, tak sengaja Jin Woo menabrak gadis itu hingga tas si gadis terjatuh. Jin Woo mengambilkan, tapi ternyata tas si gadis sobek. Dia meraba dalamnya dan dompetnya hilang.
Gadis itu meminta Jin Woo berhenti dan menyuruh sopir bis melarang siapapun turun. Sopir protes tapi si gadis berargumen bahwa ada pasal di UU yang mengaturnya. Dia harus mencari siapa pencuri dompetnya. Jin Woo dan semua orang menatapnya tak sabar. Akhirnya mereka satu bus dibawa ke kantor polisi.
Gadis itu adalah Lee In Ah. Seorang mahasiswi hukum. Gayanya agak sok pintar, tetapi tegas.
Polisi bertanya apakah ada seseorang yang dicurigai In Ah. In Ah langsung menunjuk Jin Woo. Dengan PD dia menyuruh Jin Woo mengembalikan dompetnya.
Jin Woo menolak dituduh mencuri. Dia berkata kalau dia ingat. In Ah tak percaya dan menuduhnya berpura-pura menabraknya untuk mencopet. Jin Woo kemudian membuktikan dengan mengatakan waktu tabrakan tak sengaja itu, plat nomor di bis, dan orang di samping In Ah di bis dengan detil.
Jin Woo mencari penumpang itu dan dia mengaku kalau mereka berdampingan. In Ah masih tak percaya. mana ada ornag yang mengingat sesuatu dengan detil. Kemudian seakan Jin Woo kembali ke saat mereka tabrakan dan waktu berhenti berjalan. Dia melihat tas In Ah sudah sobek.
Jin Woo memberi tahu In Ah kalau mungkin tas In Ah sobek di halte bis. Seorang pria berkuncir menyobek tas In Ah dan mengambil dompetnya. Pria itu kemudian masuk ke mobil dengan nomor 23 Seo 9173. Jin Woo bahkan ingat pria itu menelepon akan ke kantor pajak segera. In Ah tertawa mendengarnya.
Tiba-tiba seorang polisi berkata kalau plat mobil itu mobil curian. Semua orang kaget. Gantian Jin Woo yang tertawa, Dia berkata kalau dia belum selesai berkata. Dia bilang kalau penjahat itu ada di sana. Dia menunjuk poster buronan. Oh Jong Soo, seorang pencopet handal.
Semua orang bertepuk tangan. Polisi bahkan sampai bengong. In Ah hanya terdiam malu.
Di kantor jaksa, Dong Ha berjalan sambil bersiul. Bahkan tebar pesona. Dia bertemu seorang jaksa di lift. Jaksa itu berkata apakah Dong Ha masih bekerja di bawah Il Hyuk. Dong Ha balas menyindir kalau muka jaksa itu tak enak dilihat. Jaksa itu berkata lain kali mereka bertemu di sidang. Dong Ha mengumpat jaksa itu setelah dia berlalu.
Dong Ha mengikuti Jaksa Tak Young Jin yang menjadi lawannya di toilet. Dong Ha menaruh tanda licin agar tak ada yang masuk. Dia memberi kartu namanya pada Young Jin dan memperkenalkan diri kalau dia adalah pengacara Seok Joo Il.
Young Jin mengejek kalau kinerja Dong Ha tak bagus. Dong Ha meminta Young Jin menarik tuntutan terhadap kliennya. Sebagai gantinya dia akan membantu Young Jin mendapatkan kasus besar seperti narkotika. Awalnya Young Jin menolak, tapi sepertinya dia akan menerima tawaran Dong Ha.
Semua penumpang bus sudah keluar dari kantor polisi. Mereka memuji sekaligus heran dengan kemampuan mengingat Jin Woo. In Ah memanggil Jin Woo dan kembali meminta maaf karena kesalahannya tadi. Tetapi Jin Woo tak mau. Dia masih marah karena In Ah menuduhnya pencuri, padahal dia hanya ingin mengambilkan tas In Ah.Bahkan, jika dia tak ingat, sekarang dia pasti masih diinterogasi dan semua orang mencemoohnya.
In Ah terdiam mendengar kata-kata Jin Woo. "Mulai sekarang, jangan berspekulasi jika kau tak tahu apa-apa." kata Jin Woo. "karena spekulasimu menentukan hidup dan mati seseorang" Jin Woo hendak berlalu.
Tetapi Jin Woo berbalik dan berkata " dan kau harusnya tahu itu, karena kau mahasiswi hukum. Dan apa itu tadi? KUHP pasal 4? Pasal 4 adalah tentang yurisdiksi teritorial. Dan hanya ada 3 ayat" jlebbb. In Ah terdiam.
In Ah masuk terlambat ke kelas. Dosen sedang menjelaskan di depan. Dosen melihat In Ah dan tiba-tiba memberi pertanyaan. In Ah gelagapan menjawab.
Dosen kembali bertanya dan dijawab oleh seorang siswi lain. Dosen menanyakan kembali tentang hukuman. Dan lagi2 In Ah tak bisa menjawab. Si siswi cantik lah yang kembali menjawab.
Mahasiswi itu adalah Nam Yeo Kyung. Entah ada hubungan apa antara dia dan Nam Gyo Man. Marganya sama. hehe
Dong Ha dan Young Jin makan bersama. Young Jin bertanya darimana Dong Ha tahu kalau dia tak pernah memenangkan kasus besar. Dong Ha bilang kalau itu firasat dari slogannya."Yang akan memenangkan kasus 100%" bahkan slogan ini tertulis di kartu namanya. wkwk
Dong Ha berkata kalau dia akan menjadi informan Young Jin. Young Jin bertanya apa yang akan dilakukan Dong Ha terhadap kliennya, si korban alias Nam Gyu Man. Young Jin berkata kalau Gyu Man memiliki segalanya, kecuali kemanusiaan.
Nam Gyu Man, perilakunya sangat buruk. Bahkan, terhadap yang lebih tua. Suatu ketika semua karyawannya menunduk saat dia lewat. Gyu Man melihat seorang lelaki tua kurang menunduk, dan dia berhenti, memegang kepala pegawainya itu dan menyuruhnya menunduk lebih dalam. Saking parahnya kelakuan Nam Gyu Man, perusahaan bahkan menyediakan tim hukum khusus untuk menangani kelakuannya.
Young Jin berkata kalau dia mau menerima tawaran Dong Ha karena dia tak mau melakukan apapun untuk Gyu Man. Young Jin bertanya apa strategi Dong Ha. Dong Ha dengan tenang menjawab kalau kemenangannya yang 100% tak pernah hilang.
Gyu Man sendiri sedang berada di mobil. Dia bertanya pada asistennya, yang duduk di sampingnya mengenai kasus preman yang melibatkannya.
Asistennya menjawab kalau semua lancar. Gyu Man meminta si asisten bersikap santai jika berdua karena mereka teman. Dengan gugup si asisten mengiyakan.
Gyu Man bertanya tentang pengacaranya. Si asisten berkata kalau mereka sudah menyewa pengacara terbaik dan memastikan si pemukul,seok jo Il, akan mendapatkan hukuman. Tapi Gyu Man tak mau kalau Jo Il hanya dipenjara. Dia menyuruh sopir berhenti dan asistennya turun.
Gyu Man berkata di telinga asistennya yang sedang berdiri di samping jendelanya. Dia meminta asistennya mencari orang jago bermain pisau untuk mengancam anak dari Jo Il. Menurutnya itu setimpal dengan malunya di hadapan teman-temannya. Dia juga menyuruh si asisten untuk mencari penyanyi-orang biasa yang bisa menyanyi - pong chak dengan indah. Si asisten mengiyakan. Gyu Man berlalu setelah menyuruh asistennya naik taksi saja. Si asisten hanya bisa membungkuk.
Sikap Gyu Man memang keterlaluan. Baru sedetik dia berkata mereka teman, di detik lainnya dia memarahi si asisten tanpa ampun. Bahkan menyuruhnya menggunakan otaknya.
Jauh di belakang mereka, seseorang memotret kejadian itu. Di kursi belakang terlihat Dong Ha duduk mengumpat Gyu Man.
Bersambung ke episode 1 PART 2
=====
komentar :
masih episode 1. Banyak adegan yang masih abu-abu. Apa perusahaan Nam Gyu Man sampai dia searogan itu. Kenapa Seo Ji Hyuk bisa masuk penjara dan tak mengingat apapun. Bahkan tidak juga anaknya, Seo Jin Woo. Padahal ingatan Jin Woo sangat detil. Kebalikan dari ayahnya.
Yang menarik adalah Dong Ha. Sepertinya ada banyak rahasia di hidupnya. Can't wait to know :)
0 komentar:
Posting Komentar